Laporan Perjalanan & Workshop RWP Bukittinggi (1)

Laporan Perjalanan & Workshop RWP Bukittinggi (1)

Perjalanan dari Bogor ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM).

Bulan Oktober 2014, tepatnya tanggal 12 Oktober 2014 lalu merupakan acara perdana Workshop RWP Bukittinggi, Sumatera Barat. Karena ini merupakan Cabang RWP pertama di Sumatera dan ada kesan yg mendalam selama Workshop kemarin, maka Insya Allah Saya akan membuat laporan perjalanan selama 3 episode. Semoga Sobat pembaca blog ini bisa mengambil hikmahnya dan merasakan semangat dalam menjalankan bisnis online masing-masing…!

Kami dari Tim RWP Pusat berangkat dari Bogor (Terminal Bus Damri) menuju Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 03.30 WIB dini hari. Alhamdulillah karena perjalanan lancar tanpa macet, Bus Damri sampai di Bandara tepat pukul 04.30 WIB. Di sana kami sudah janjian dg Pak Zufri, member RWP Pamulang yg berangkat dari Stasiun Lebak Bulus, Jakarta. Setelah kontak-kontakan dan ketemuan, akhirnya kami menuju Musholla untuk Shalat Subuh terlebih dahulu. Kami berdoa semoga acara workshop & perjalanan ke Bukittinggi berjalan lancar sesuai harapan bersama.

Meski jadwal keberangkatan pesawat pukul 08.00 WIB, namun jam 05.00 Subuh kami sudah masuk ke antrian check-in. Subuh itu antriannya sudah cukup panjang, karena ada pesawat yg mau berangkat jam 06.00 WIB & jam 07.00 WIB selain jadwal keberangkatan kami yg jam 08.00. Proses check-in dan antrian cukup lama, sehingga kami baru bisa masuk area boarding pass sekitar jam 06.00 WIB kurang.

Karena jarak keberangkatan masih sekitar 2 jam lagi, kami akhirnya istirahat relax dulu di ruang istirahat dg kursi-kursi yg panjang sebelum masuk ke ruang tunggu pesawat. Sambil membuka perbekalan yg sudah disiapkan istri tercinta, Saya dan Tim RWP sarapan pagi dulu utk mengisi perut yg mulai keroncongan…he..he…he….

Sekitar 1,5 jam kami duduk di situ sambil bercerita seputar perkembangan Cabang RWP, pengalaman melayani member RWP, hingga rencana-rencana ke depan yg berguna utk kemajuan RWP se-Indonesia. Kami sengaja memilih kursi tidak jauh dari Musholla/Toilet, karena pada jam-jam segituan biasanya “kampung tengah” dan “kampung belakang” biasanya rawan mau setor dg tiba-tiba….He…he…he….Pasti ngertilah pembaca sekalian…!

Sekitar 30 menit sebelum keberangkatan, kami sudah masuk ke ruang tunggu pesawat. Kursi tunggu sudah hampir penuh terisi, terutama ke arah pintu keluar ruangan menuju pesawat. Setelah mencari-cari, akhirnya kami dapat tempat duduk yg agak jauh dari pintu, namun bisa leluasa bercerita lagi seputar perkembangan bisnis. Pak Zufri bercerita tentang perkembangan order bisnis Stiker Hologramnya yg semakin banyak saja sejak lebaran kemarin.

Beliau tidak melakukan update website nya lagi (optimasi) sejak beberapa bulan terakhir, karena ordernya kian banyak sehingga overload permintaan jika optimasi SEO dilakukan lagi. Apalagi Pak Zufri masih bekerja sebagai PNS sehingga masih harus membagi waktunya dg urusan bisnis ketika banyak order yg masuk.

Tepat pukul 08.05 WIB, kami dipanggil masuk ke Pesawat Lion Air tujuan Padang utk siap-siap take-off. Antrian panjang penumpang pun terjadi sambil diperiksa sebelum masuk ke dalam pesawat. Setelah duduk rapi di dalam pesawat, ternyata masih harus menunggu sekitar 45 menit karena ada antrian pesawat lain yg mau take-off juga. Ternyata pagi itu sangat banyak pesawat lain yg mau terbang ke berbagai tujuan, sehingga pesawat kami juga harus rela antri sampai jam 09.00 WIB kurang.

Alhamdulillah, akhirnya sekitar jam 09.00 WIB kurang pesawat kami berangkat juga. Perjalanan selama di pesawat memang lancar, namun pas mau mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) kondisinya berasap sehingga tidak bisa melihat lautan atau daratan dg jelas.

Seperti Sobat ketahui dari berita di televisi, dalam sebulan terakhir telah terjadi kebakaran hutan lagi di wilayah Riau dan Palembang. Asap hasil pembakaran tsb sudah masuk wilayah Padang (Sumatera Barat) bahkan hingga ke negara tetangga Malaysia. Hal ini sangat mengganggu jarak pandang di jalan dan pemandangan alam Gunung Singgalang tidak bisa terlihat jelas sewaktu kami sudah berada dalam mobil dari Bandara menuju ke Kota Bukittinggi.

Oh ya, sekitar pukul 11.00 WIB kami sudah mendarat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yg sebenarnya masuk wilayah Kab. Padang Pariaman (bukan Kota Padang). Sementara Bandara Padang yg lama dg nama Bandara Tabing sudah lama digantikan fungsinya oleh Bandara baru ini. Itu cerita yg Saya dapat dari Pak Zulkarni yg menjemput kami dg mobilnya bersama seorang Asisten, yaitu Pak Yance.

Pak Zulkarni adalah Pengelola RWP Cabang Bukittinggi yg berinisiatif mengadakan  Workshop Perdana sekaligus launching kegiatan RWP di Kota Bukittinggi dan sekitarnya. Beliau sudah pernah ikut Training selama 3 hari di RWP Pusat-Bogor dan sudah memiliki bekal awal utk mengelola Website dg ilmu SEO Google.

——————————–

Perjalanan dari BIM ke Bukittinggi

Perjalanan dari Bandara ke Bukittinggi diawali dg mampir dulu ke Rumah Makan Padang yg letaknya di pinggir jalan raya. Ternyata bukan hanya di Jawa Barat aja yg ada khas tempat makan dg meja lesehannya, di sini juga sudah lazim pengunjung makan dg memilih meja dg duduk lesehan.  Karena sudah jam makan siang, P Zul membawa kami mampir di tempat yg tepat utk mengisi “kampung tengah” dulu…he..he…he…nyam-nyam…!

Menurut Pak Khoirul (Marketing RWP yg ikut), rasa bumbu masakan padang di sini sangat “kalem”, beda dengan masakan padang di Bogor atau Jakarta. Sambelnya pedas tapi tidak menusuk, dan bumbunya kalem alias tidak garang….ha..ha…ha…
Ini istilah baru yg kami buat utk menggambarkan enaknya masakan padang di tempat asalnya.

Setelah ngobrol sana-sini, akhirnya kami tahu bahwa Pak Zul sudah berpengalaman mengadakan event training atau workshop seperti ini. Dulu Pak Zul & Tim nya pernah juga mengundang Ippo Santosa sebagai pembicara training dg jumlah peserta sekitar 60 orang. Selanjutnya Pak Zul juga pernah mengundang Pendiri SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique) dari Jakarta, Pak Ahmad Faiz Zainuddin, M.Sc. dg biaya Training selama 2 hari sebesar Rp. 3 Juta-an/peserta. Total peserta yg hadir waktu itu ada 80 orang.

Nah, untuk Workshop RWP yg harganya cuma Rp. 500.000,- dan diskon 50%, ternyata tidak susah bagi Pak Zul & Tim untuk mendatangkan peserta sekitar 65 orang (sebagian besar berasal dari Promosi Pak Zul & Tim, sebagian lagi dari Broadcast List RWP Grup).

————————

Selesai acara makan siang yg berkesan, kami melanjutkan perjalanan yg masih panjang menuju Bukittinggi. Pukul 12.30 WIB kami mampir di Mesjid yg cukup bersih dekat pinggir jalan. Kami shalat berjamaah dan dijamakkan antara shalat Zuhur & Ashar.

Perjalanan dari Bandara ke Bukittinggi kami lalui dg melewati beberapa Kota/Kabupaten diantaranya : Kab. Padang Pariaman, Kab. Tanah Datar (Objek Wisata Lembah Anai & Museum Puisi Taufik Ismail), Kota Padang Panjang (makan di Rumah Makan Sate Mak Syukur), Koto Baru (Pusat Pasar Sayur) yg terletak di antara Gunung Merapi & Gunung Singgalang, lalu terakhir sampai di Kota Bukittinggi.

Waktu tempuh perjalanan normal dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ke Bukittinggi sebenarnya sekitar 2 jam, namun karena kami banyak berhenti di beberapa titik wisata, maka sampai di Bukittinggi sekitar 4 jam (sore, pukul 16.00 WIB).

Selama perjalanan, kami menikmati pemandangan alam Sumatera Barat yg begitu indah, diapit oleh beberapa pegunungan dan bukit-bukit yg menjulang tinggi. Memang kata Pak Zul kondisi asap dari Propinsi Riau cukup mengganggu pemandangan, sehingga dari jarak jauh tidak kelihatan jelas Gunung Singgalang & Gunung Merapi. Namun lumayan baguslah pemandangannya jika dilihat dari dekat, meski masih diselimuti asap.

Sesampainya di pinggir jalan Kab. Tanah Datar yg dinamakan Lembah Anai, kami mampir sebentar untuk berfoto di bawah air terjun Lembah Anai yg sudah sangat terkenal tersebut.

Objek Wisata Lembah Anai Bukittinggi
Suasana air terjun di Lembah Anai, Kab. Tanah Datar. Air terjunnya bersih dan dingin, membentuk kolam di bawah dan bisa dipakai utk berenang.
Air Terjun Lembah Anai
Tampak Air terjun Lembah Anai menjulang tinggi jika dilihat dari jauh. Air ini berasal dari gunung dan tidak pernah berhenti mengalir. Inilah salah satu kebesaran Allah yg patut kami syukuri..!

Selanjutnya kami berhenti sebentar di Jembatan Selamat datang “Kota Padang Panjang” yg menampakkan liuk-liuk jembatan dan jalan rel kereta api di atas. Berfoto di atas jembatan memperlihatkan perbukitan yg menawan dan jembatan yg meliuk panjang.

Jembatan Selamat datang di Padang Panjang
Jembatan Selamat Datang di Kota Padang Panjang yg berdiri megah. Jika kita naik ke atas jembatan tsb, maka akan terlihat suasana alam menawan seperti foto di bawah…!
jembatan-padang-panjang
Tampak pemandangan bukit dan jembatan yg pernah dilalui rel kereta api. Foto diambil dari atas jembatan “Selamat Datang di Padang Panjang”.

 

————————-

Selanjutnya Pak Zul mengajak Kami break di Rumah Makan Mak Syukur yg sudah sangat terkenal dan sering dikunjungi pejabat dari Jakarta, termasuk Mantan Presiden SBY sudah sering makan di sini, demikian kata Pak Zul.

Rumah Makan Mak Syukur dominan menyediakan Sate Padang kuah yg khas uenaaak bangets, dan kerupuk kulit yg besar dan lembut. Suasana yg dingin kala itu sangat pas ditemani Sate Padang Panas dan Minum Teh Manis panas….Hmmmm, sungguh nikmat Allah yg tak terbantahkan; berada di kota orang namun mendapatkan makanan khas yg enak dan mengeluarkan keringat seger…!

 

RM Sate Mak Syukur Padang Panjang
Suasana RM Sate Mak Syukur dg hidangan khasnya Sate Padang, kerupuk kulit, & teh manis. Kuah sate dan teh manis yg panas sangat membantu menghangatkan badan karena suasana kota Padang Panjang memang dingin. Makasih ya Allah atas karunia-Mu ini…!

 

“Ini merupakan efek positif dari bisnis online yg kita jalankan ; punya waktu bebas utk bekerja dan jalan-jalan, namun tetap harus produktif menghasilkan di manapun kita berada…!”

Tiba di Hotel Malindo & Rekreasi ke Ngarai Sianok

Setelah puas makan dan berdiskusi di RM Sate Mak Syukur, kami melanjutkan perjalanan arah Koto Baru (Pusat Pasar Sayur) yg terletak di antara Gunung Merapi & Gunung Singgalang, lalu terakhir sampai di Kota Bukittinggi. Mobil terus melaju di jantung kota Bukittinggi dna melewati beberapa gedung Hotel & bangungan “Jam Gadang”. Rencananya kami akan mampir besok atau lusa di Jam Gadang setelah acara Workshop selesai.

Selanjutnya Pak Zul langsung mengantar kami ke Hotel Malindo (tempat acara Workshop) utk meletakkan barang-barang dan baring sejenak di kamar Hotel yg adem…

Setelah istirahat sebentar, sekitar jam 16.00 lewat, kami diajak Pak Yance (Asisten Pak Zul) utk jalan-jalan ke tempat wisata terdekat, yaitu Ngarai Sianok dan Gua Jepang. Juga ada ‘replika’ Tembok Cina yg jumlah tangganya lebih dari 100 tangga berkelok-kelok ke atas bukit.

Panorama alam perbukitan dan aliran air di Ngarai Sinaok sungguh sangat memukau bagi siapa saja yg baru ke sana. Bentuknya seperti lembah raksasa yg sangat indah jika disaksikan dari Taman Panorama tempat kami berdiri.

 

Davit di Taman Panorama Ngarai Sianok
Saya sedang berada di Taman Panorama dg latar pemandangan alam Ngarai Sianok. Di bagian bawah tanah tmp Saya berdiri ini terdapat Lobang Jepang yg panjangnya lebih dari 1 km dan bermuara ke lembah Ngarai Sianok di bawah….!

 

pemandangan alam ngarai sianok
Sisa lain ngarai Sianok jika dilihat dari atas. Foto diambil dari atas menara oleh P Yance. Tampak sawah, pohon, dan perbukitan masih menghijau. Mata & pikiran akan relaks jika Sobat berada di sini, memandang keagungan Tuhan pada alam Bukittinggi yg memukau. Subhanallaahiwabihamdi…!

 

Tim RWP di Ngarai Sianok
Saya, Pak Yance, dan Pak Zufri ketika berada di Jembatan gantung yg menghubungkan Ngarai Sianok dengan Kota Gede (Koto Gadang). Setelah melewati jembatan ini, akan ada Janjang Koto Gadang atau Great Wall of Koto Gadang. Anak tangganya berjumlah ratusan yg menghubungkan Kota Bukittinggi & Kabupaten Agam. Ini merupakan versi mini the Great Wall of China (Tembok Raksasa di Cina).

Di bawah Taman Panorama, ada lubang Gua Jepang yg panjangnya lebih dari 1 km. Lubangnya sangat gelap dan bisa tembus ke Lembah Ngarai Sianok yg curam. Menurut Pemandu Wisata yg menemani kami, Gua Jepang tsb digunakan utk tempat persembunyian jika tiba-tiba tentara Sekutu datang menyerang.

Gua Jepang tsb dibangun secara paksa (kerja Romusha) oleh ratusan rakyat Indonesia selama 2 tahun 8 bulan. Setelah guanya jadi, para pekerja banyak yg disiksa, dibunuh, hingga dibuang mayatnya ke lembah Ngarai Sianok yg curam. Sungguh penyiksaan oleh Jepang lebih kejam daripada penjajah lainnya meski mereka hanya menjajah 3,5 tahun. Itu cerita yg kami dapatkan dari Pemandu Wisata yg menemani kami dari Taman Panorama, masuk Gua Jepang, hingga keluar ke Lembah Ngarai Sianok.

 

Lobang Jepang Ngarai Sianok
Kami berada di pintu masuk Lobang Jepang yg posisinya persis di bawah Taman Panorama. Kami akan masuk ke dalam Lobang atau Gua ini ditemani seorang Tour Guide setempat dg penjelasan yg rinci tentang sejarah Lobang Jepang ini.

 

bagian dalam lobang jepang
Ini adalah bagian dalam Lobang Jepang yg panjangnya 1 km lebih. Kami menyusuri anak tangga dg ditemani seorang Pemandu Wisata yg menjelaskan step by step sejarah lokasi yg kami lalui. Setelah meleweati tangga yg menurun ini, kita akan melewati jalan tanah yg datar dan gelap gulita. Hanya ada 1-2 lampu penerang di dalam gua, itu pun masih remang-remang. Kami mengandalkan Lampu mobile yg dibawa pemandu wisata utk menyusuri bagian dalam gua sambil bercerita panjang lebar.

Pulang dari Ngarai Sianok hari sudah menjelang Magrib. Kami bergegas menuju Hotel utk istirahat malam & shalat Magrib. Alhamdulillah Masjid berada di seberang Hotel Malindo, sehingga Shalat Fardhu bisa dilaksanakan secara jama’ah di Masjid tsb.

Malam harinya kami sempat diajak Pak Zul makan malam di luar Hotel sambil berbincang-bincang tentang persiapan acara Workshop besok paginya. Kata Pak Zul, peserta yg mendaftar dan sudah bayar sekitar 65 orang, dan acaranya dimulai besok jam 08.00 WIB pagi hari.

Setelah selesai makan, kami disarankan Pak Zul utk kembali ke Hotel dan istirahat yg cukup utk persiapan acara besok. Saya, Pak Zufri, dan Pak Khoirul segera menuju Hotel dan meluruskan punggung di kasur hotel yg empuk utk mendapatkan kesegaran kembali. Tentunya kami bertiga membicarakan juga acara persiapan Workshop besok dan kesan-kesan kami selama perjalanan seharian dari Jakarta menuju Bukittinggi yg sangat menggairahkan….!

Okay Sobat, sampai di sini dulu yah cerita perjalanan ke Bukittinggi pada Episode Pertama ini. Nantikan cerita liputan Kegiatan Workshop pada tulisan Episode Kedua yg sangat berkesan, baik bagi Tim RWP maupun bagi peserta yg hadir.

Semoga memberikan pencerahan bagi Sobat yg sedang menekuni Bisnis Online…!

—————————————–

Sukses utk kita yg mau berusaha dari berbagai kota…!

 

Davit Putra, RWP BSG
=================

Mau Belajar di RWP Grup? Pilihlah 1 di antara 4 Metode Berikut>>Klik